Setelah dinyatakan ada bakal
janin di dalam rahimku, aku mulai rajin memberdayakan diri. Banyak hal yang
sebelumnya tidak aku lakukan, jadi rajiiiiin banget dilakukan tiap hari,
diantaranya :
- Minum susu khusus ibu hamil
- Olahraga (jogging, senam hamil)
- Beli dan baca buku-buku tentang kehamilan
- Rajin baca-baca situs yang berhubungan dengan kehamilan
- Aktif di forum ibu-ibu hamil
- Ikut seminar/pelatihan tentang kehamilan dan parenting
- Makan makanan 4 sehat 5 sempurna
- Rutin kontrol ke dokter kandungan sebulan sekali
- Rajin minum vitamin ibu hamil
Dan ketika hampir mendekati bulan
persalinan, aku dan papiyeyeb sengaja mengikuti kelas hypnobirthing. Dengan
niat ingin memberikan persalinan untuk buah hati kami dengan tenang, nyaman,
menyenangkan dan minim trauma.
Tidak lupa dari awal kehamilan
sampai mendekati persalinan kutingkatkan ibadah wajib dan sunnahku. Shalat,
mengaji, berdzikir, berdoa kepada Allah Yang Maha Berkehendak agar diberikan
yang terbaik untuk aku, suami dan anakku yang akan lahir.
Ingat kisah tentang dr.anna yang
menyatakan bahwa proses persalinan akan semakin dekat? (bagi yang belum baca
ini kisahnya ( Kisah Dibalik Lahirnya Buah Hati Mommyleje dan Papiyeyeb ) Kali terkahir
dr.Anna periksa, pembukaan sudah bukaan 2. Dan flek semakin sering muncul. Dikarenakan papiyeyeb tidak jadi
berangkat kerja, hari2 bahagia dalam menantikan persalinan aku lewatkan bersama-sama
di rumah. J
Hari berikutnya aku cek
kesejahteraan janin dan cek bukaan (lagi) ke hermina Pasteur, dan ternyata
masih bukaan 2. Akhirnya kami pulang lagi ke rumah. Berarti dede belum mau
keluar nih,hehe..
2 hari kemudian kontraksi makin
menjadi, rutin tiap 5 menit sekali. Akhirnya kami pergi ke bidan terdekat untuk
cek bukaan (lagi). Kami pergi ke Galenia, disana dua suster baik hati memeriksa
bukaan (dengan lembut, Alhamdulillah) dan ternyata masih bukaan 2, malah
susternya bilang baru bukaan 1 ke 2. Jujur, waktu itu stress banget. Karena
sudah berhari2 bukaan tidak kunjung bertambah. Sempat merasa gak enak sama
suami, karena sudah sengaja cuti demi menemani istri lahiran, tapi sampai saat
ini belum juga ada kemajuan bukaan. Apalagi setiap hari keluarga2 menelepon
menanyakan keadaan. Dalam hati merasa bersyukur karena semua keluarga sangat
peduli dan perhatian dengan kelahiran anakku, tapi kadang takut membuat mereka
kecewa, karena tidak ada kemajuan sama sekali selama berhari-hari. Sempat
bilang sama suamiku “Pap kok mamam merasa seperti wanita yang tidak berprestasi
karna berhari-hari bukaan gak nambah- nambah”. Dan suami tersenyum mendengar
kata-kata (yang kusadari sekarang sangat konyol),hehe….
Mungkin suami menangkap sinyal
stress dalam diri istrinya. Oleh karna itu selama masa-masa penantian itu,
suami senantiasa membuatku happy. Suami mengajak melakukan hal yang aku
senangi, yaitu motor-motor-an sama mba vixi! :D
Hari demi hari kami lewati dengan
(sok) santai dan bahagia. Banyak cara yang kami lakukan agar bukaan ini makin
bertambah. Hampir semua cara induksi alami kami lakukan agar kontraksi semakin
sering dan kuat. Misalnya :
- Sering jalan cepat
- Makan makanan pemicu kontraksi (nenas,durian,manga,dll)
- Olahraga menggunakan birthing ball
- Endorphin massage sama suami (ini yang paling paporiiiiiit ). Bagi yang ingin tau caranya endorphin massage, hubungi papiyeyeb. Beliau sudah master tuh J.
- Dan yang paling manjur bikin cepat mulas adalah HSI (Hub.Papi-Mommy) ;)
Pokoknya kami masih berusaha agar
bisa melewati persalinan secara normal.
8 hari kemudian (semenjak sudah
dinyatakan bukaan 2 sama dr.Anna), kami pergi lagi ke RS Hermina untuk kontrol.
Setelah (dipaksa) cek bukaan sama dr.Anna, ternyata setelah lebih dari seminggu
bukaan masih tetap 2! Dr.Anna menyarankan untuk dilakukan induksi, karena tidak
ada kemajuan bukaan. Karena khawatir dengan rawannya terjadi infeksi jika mulut
rahim dibiarkan terbuka dalam waktu yang lama.
Karena memang sebelumnya kami
sudah mendiskusikan tentang berbagai hal yang mungkin terjadi dan bgmn
solusinya, akhirnya kami menyetujui saran dari dokter untuk diinduksi.
Seminggu yang lalu aku masih
belum mau untuk dilakukan intervensi medis apapun dengan proses persalinannya,
termasuk induksi, karena ingin benar-benar menjalani persalinan yang se-natural
mungkin. Terlebih, orang-orang yang sudah pernah mengalami induksi menyatakan
jika sakit karna induksi melebihi sakit mulas karena kontraksi alami. Namun
pada akhirnya, dengan kondisi yang sedang dialami, aku pun bersedia menjalani
induksi dengan niat melahirkan anakku dengan selamat.
Pada keesokan harinya aku dan
suami ke Hermina untuk diinduksi. Setelah mengenakan kostum melahirkan
(normal), aku ditempatkan di kamar bersalin. Kemudian suster mulai menyuntikkan
obat induksinya. Dan,jengjengjeng…. Kontraksi yang kuat mulai terasa. KUAT.
Kontinyu. Dan TANPA JEDA. Kontraksi berlangsung selama 2 menit. Kemudian
berhenti (selama 1,5 menit) dan kontraksi LAGI! Begitu terus-menerus selama 8
jam (pertama). Berdasarkan kelas hypnobirthing yang kami ikuti sebelumnya, kami
cukup sukses melewati kontraksi yang tanpa jeda ini. Setiap kontraksi (yang
kami sebut Gelombang Cinta), aku selalu bernafas panjang dan perlahan (sesuai
yang diajarkan di kelas-kelas senam hamil). Bernafas panjang dan perlahan ini
bertujuan untuk mengurangi sakit karena kontraksi. Selain itu aku selalu
berusaha tersenyum saat kontraksi itu datang. Apalagi suami senantiasa
menyemangati dan membuatku tertawa. Jadi sakit yang aku rasa, tertutupi dengan
kebahagiaan karena suami yang setia mendampingi dan perasaan menanti kedatangan
buah hati kami J
Hal yang sangat aku syukuri saat
itu adalah keberadaan suami TERHEBAT sepanjang masa sejagat-raya. Hehehe..lebay
:p Kalau bukan karena suamiku, mungkin
aku tidak akan tenang saat menghadapi persalinan, apalagi karena induksi. Karena
kalau melihat orang lain yang berada di kamar bersalin yang sama, mereka
menjerit-jerit kesakitan, mengeluh saat kontraksi datang. Berbeda dengan kami,
kami bersyukur dan menikmati saat kontraksi datang (mengingat hal yang bisa
menambah bukaan adalah kontraksi). Samapi 8 jam ini, alhmdulillah aku masih
sangat tenang, tidak mengeluh, tidak menangis, dan kuat (mengingat suamiku
senantiaasa membelikan makanan yang aku mau,hehe)
Saking hebatnya suamiku,
papiyeyeb senantiasa mendampingi dan SIAGA. Menemani setiap aktivitasku di
kamar mandi (mandi,BAK,BAB) hehe.. Karna khawatir terjadi apa2 dengan istri
tercintanya ;;)
Lagi-lagi dilakukan cek bukaan
sama dokter anna. Bukaan nambah menjadi 3. Dan beliau optimis kalau bisa
lahiran pervagina. Btw, sempat trauma sama yang namanya cek bukaan. Sakiiit…
Muleees… Sampe2 aq bilang sama suamiku :” Paaap, mamam gak mau cek bukaan lagi.
Takuuut… Sama papap aja deh cek bukaannya. Sama suster sakiiit “ :p hehe
1 labu obat induksi telah habis
(8 jam kontraksi), tetapi setelah dicek bukaan masih 4. Maka ditambah lagi 1
labu obat. Dan 8 jam berikutnya yang penuh dramatis dimulai. Kontraksi makin
menjadi. Sebenernya dalam hati ingin teriak,ingin jerit-jerit, ingin nangis
sekencang-kencangnya!! Tapi aku ingat, dengan melakukan hal2 tersebut, energiku
akan habis percuma. Dan yang paling selalu kami ingat adalah : Bayi di rahimku
butuh oksigen yang cukup, olehkarena itu aku harus senantiasa bernafas selama
kontraksi yang tanpa jeda itu datang!
16 jam mengalami kontraksi
terus-terusan, dan obat di labu infus sudah habis. Itu artinya batas pemberian
maksimal obat sudah diberikan! Tetapi setelah di cek, bukaan baru 5! Masih ada
5 bukaan lagii untuk bisa mengeluarkan bayi melewati jalan lahir normal.
Dengan kata lain, aku mengalami
Gagal Induksi!! Dokter anna memberikan 2 pilihan. Pertama, diinduksi tambahan
dengan obat tidak melebihi setengah labu agar bisa melahirkan bayi pervaginam
(jika beruntung), atau sesar!!
Pilihan yang sulit waktu itu,
karena aku masih menginginkan lahiran yang normal. Sempat merasa kalo
pemberdayaan diri yang aku siapkan selama 8 bulan ini sia-sia jika aku
melahirkan dengan sesar. Namun suami menyadarkan aku jika yang terpenting adalah
kami bisa melahirkan anak kami dengan selamat bagaimanapun cara nya. Akhirnya
kami memutuskan untuk sesar, karena kami tidak tega melihat anak kami diperut
diberi “tekanan” karena induksi. Dan keluarga2ku juga lebih mendukung jika kami
memilih sesar.
Tim dokter dan suster
mempersiapkan segala hal untuk bedah sesar. Sebelum dimulai operasi sesar, aku
diberi antibiotik secara injeksi. Dan seketika itu aku mengalami sesak nafas!!
Dan hal ini lah yang membuat aku GALAUUU! Dari 16 jam yang lalu, aku melewati
masa2 kontraksi induksi dengan tersenyum dan tertawa-tawa bersama suamiku, tapi
hanya karna diinjeksi antibiotik aku menangis!! Aku PANIK. Aku menangis
khawatir karena seketika aku mengalami sesak dan kesulitan bernafas. Yang
kupikirkan hanyalah anak kami yang masih ada di rahim. Bagaimana anaku bisa
mendapatkan asupan oksigen jika aku mengalami kesulitan bernafas! Itulah hal
yang membuatku panik. Akhirnya suami berinisiatif meminta alat bantu nafas ke
suster. Selama hampir sejam (menunggu dimulainya operasi) sesak aku rasakan
ditambah mulas2 efek induksi yang masih terasa. Ayo dokteeeer,,,cepat dong
bedah perut aneeeee…. #jeritan hati dikala itu,hehehe
Tak lupa aku meminta doa dari
orang tua dan suami yang menemaniku kala itu. Setelah berpelukan dengan orang
tua, ciuman dan pelukan penuh cinta dan motivasi dari suamiku, aku memasuki
ruangan oprasi. Di dalam dokter anastesi mulai menyuntikan anastesi, dan
seketika aku mengalami mati rasa dari bagian perut ke ujung kaki ku. Entah
kenapa perut rasanya nyamaaaaaaan banget! Hehe… kontraksi selama hampir 17 jam
tadi tak kurasakan lagi. Dokter Anna memulai pembedahan. Tidak ada rasa takut
kurasakan, mungkin karena dokter2 yang menanganiku saat itu memberikan suasana
santai dan nyaman. Kira2 15 menit kemudian, terdengar suara jeritan tangis
memenuhi seluruh ruangan. Eaaaa…..Eeaaaa…. Alhamdulillah anakku lahir… :”)
Seketika perasaan bahagia membuncah memenuhi hatiku. Dr anna bilang sambil
tersenyum padaku “Li, cowo li!”
Setelah dibersihkan sebentar,
dokter Erman membawa anakku kesampingku. Dokter mendekatkan wajah anakku ke
wajahku. Kuucapkan syukur, asma Allah ke telinga anakku dan kuhujani ciuman di
wajah mungil bayi yang baru kulahirkan itu. kemudian IMD sebentar (hanya
menempelkan mulut anaku ke puting). Lalu anakku dibawa keluar untuk
dipertemukan dengan papa nya yang menunggu harap-harap cemas di luar.
Bahagia yang kurasakan selama
menunggu dokter Anna membereskan proses sesar. Dan perasaan tak sabar ingin
bertemu lagi dengan buah hati tercinta. 15 jam kemudian aku dibawa ke ruang
observasi, dan baru sejam setelah diobservasi aku bertemu dengan anakku lagi,
lagu kami melakukan IMD-ria selama setengah jam ditemani suami dan mamah babeh.
Nikmaaaaaaaat banget rasanya!. Terlebih waktu itu kakak dan abang juga datang,
senaaaaang rasanya J
Inilah buah hati kami. Kamii berinama Shaddad Arrashdan Yuanda, yang terlahir dengan sehat dan selamat pada hari Jumat, 6 September 2013 pukul 21.25 dengan berat badan 2920 gram dan panjang 48 cm.
Assalamu'alaikum Shaddad sayang,,kelak engkau jadi anak yang shaleh yah... :)
ih iyaa, jd flash back deh, hahaha emg ya perasaan klo akhirnya harus caesar itu emg agak2 bikin ngedown klo inget selama hamil kita lancar jaya ga ada apa2, tp alhamdulillah deh anak kita selamat ya, giet malah ga sadar pas kontraksi yang superb duperb mantab krn c baby salah posisi, jd deh suami sama keluarga yakin mending sc, ya apapun jalannya, alhamdulillah sudah diberi kepercayaan ngurus anak sendiri, lucu lagi :DD
ReplyDeleteSiang, mau tanya dong mba kalo hasil jahitan dr. Anna gmn bagus ngga? Mksdnya rapihkah? Hehe
ReplyDelete