Pages

Thursday, 26 December 2013

Selamat Datang Buah Hati-nya MamaPapa

Setelah dinyatakan ada bakal janin di dalam rahimku, aku mulai rajin memberdayakan diri. Banyak hal yang sebelumnya tidak aku lakukan, jadi rajiiiiin banget dilakukan tiap hari, diantaranya :
  • Minum susu khusus ibu hamil
  • Olahraga (jogging, senam hamil)
  • Beli dan baca buku-buku tentang kehamilan
  • Rajin baca-baca situs yang berhubungan dengan kehamilan
  • Aktif di forum ibu-ibu hamil
  • Ikut seminar/pelatihan tentang kehamilan dan parenting
  • Makan makanan 4 sehat 5 sempurna
  • Rutin kontrol ke dokter kandungan sebulan sekali
  • Rajin minum vitamin ibu hamil


Dan ketika hampir mendekati bulan persalinan, aku dan papiyeyeb sengaja mengikuti kelas hypnobirthing. Dengan niat ingin memberikan persalinan untuk buah hati kami dengan tenang, nyaman, menyenangkan dan minim trauma.

Tidak lupa dari awal kehamilan sampai mendekati persalinan kutingkatkan ibadah wajib dan sunnahku. Shalat, mengaji, berdzikir, berdoa kepada Allah Yang Maha Berkehendak agar diberikan yang terbaik untuk aku, suami dan anakku yang akan lahir.

Ingat kisah tentang dr.anna yang menyatakan bahwa proses persalinan akan semakin dekat? (bagi yang belum baca ini  kisahnya ( Kisah Dibalik Lahirnya Buah Hati Mommyleje dan Papiyeyeb ) Kali terkahir dr.Anna periksa, pembukaan sudah bukaan 2. Dan flek semakin sering muncul. Dikarenakan papiyeyeb tidak jadi berangkat kerja, hari2 bahagia dalam menantikan persalinan aku lewatkan bersama-sama di rumah. J

Hari berikutnya aku cek kesejahteraan janin dan cek bukaan (lagi) ke hermina Pasteur, dan ternyata masih bukaan 2. Akhirnya kami pulang lagi ke rumah. Berarti dede belum mau keluar nih,hehe..

2 hari kemudian kontraksi makin menjadi, rutin tiap 5 menit sekali. Akhirnya kami pergi ke bidan terdekat untuk cek bukaan (lagi). Kami pergi ke Galenia, disana dua suster baik hati memeriksa bukaan (dengan lembut, Alhamdulillah) dan ternyata masih bukaan 2, malah susternya bilang baru bukaan 1 ke 2. Jujur, waktu itu stress banget. Karena sudah berhari2 bukaan tidak kunjung bertambah. Sempat merasa gak enak sama suami, karena sudah sengaja cuti demi menemani istri lahiran, tapi sampai saat ini belum juga ada kemajuan bukaan. Apalagi setiap hari keluarga2 menelepon menanyakan keadaan. Dalam hati merasa bersyukur karena semua keluarga sangat peduli dan perhatian dengan kelahiran anakku, tapi kadang takut membuat mereka kecewa, karena tidak ada kemajuan sama sekali selama berhari-hari. Sempat bilang sama suamiku “Pap kok mamam merasa seperti wanita yang tidak berprestasi karna berhari-hari bukaan gak nambah- nambah”. Dan suami tersenyum mendengar kata-kata (yang kusadari sekarang sangat konyol),hehe….

Mungkin suami menangkap sinyal stress dalam diri istrinya. Oleh karna itu selama masa-masa penantian itu, suami senantiasa membuatku happy. Suami mengajak melakukan hal yang aku senangi, yaitu motor-motor-an sama mba vixi! :D  

Hari demi hari kami lewati dengan (sok) santai dan bahagia. Banyak cara yang kami lakukan agar bukaan ini makin bertambah. Hampir semua cara induksi alami kami lakukan agar kontraksi semakin sering dan kuat. Misalnya :
  • Sering jalan cepat
  • Makan makanan pemicu kontraksi (nenas,durian,manga,dll)
  • Olahraga menggunakan birthing ball
  • Endorphin massage sama suami (ini yang paling paporiiiiiit ). Bagi yang ingin tau caranya endorphin massage, hubungi papiyeyeb. Beliau sudah master tuh J.
  • Dan yang paling manjur bikin cepat mulas adalah HSI (Hub.Papi-Mommy) ;)


Pokoknya kami masih berusaha agar bisa melewati persalinan secara normal.
8 hari kemudian (semenjak sudah dinyatakan bukaan 2 sama dr.Anna), kami pergi lagi ke RS Hermina untuk kontrol. Setelah (dipaksa) cek bukaan sama dr.Anna, ternyata setelah lebih dari seminggu bukaan masih tetap 2! Dr.Anna menyarankan untuk dilakukan induksi, karena tidak ada kemajuan bukaan. Karena khawatir dengan rawannya terjadi infeksi jika mulut rahim dibiarkan terbuka dalam waktu yang lama.
Karena memang sebelumnya kami sudah mendiskusikan tentang berbagai hal yang mungkin terjadi dan bgmn solusinya, akhirnya kami menyetujui saran dari dokter untuk diinduksi.

Seminggu yang lalu aku masih belum mau untuk dilakukan intervensi medis apapun dengan proses persalinannya, termasuk induksi, karena ingin benar-benar menjalani persalinan yang se-natural mungkin. Terlebih, orang-orang yang sudah pernah mengalami induksi menyatakan jika sakit karna induksi melebihi sakit mulas karena kontraksi alami. Namun pada akhirnya, dengan kondisi yang sedang dialami, aku pun bersedia menjalani induksi dengan niat melahirkan anakku dengan selamat.

Pada keesokan harinya aku dan suami ke Hermina untuk diinduksi. Setelah mengenakan kostum melahirkan (normal), aku ditempatkan di kamar bersalin. Kemudian suster mulai menyuntikkan obat induksinya. Dan,jengjengjeng…. Kontraksi yang kuat mulai terasa. KUAT. Kontinyu. Dan TANPA JEDA. Kontraksi berlangsung selama 2 menit. Kemudian berhenti (selama 1,5 menit) dan kontraksi LAGI! Begitu terus-menerus selama 8 jam (pertama). Berdasarkan kelas hypnobirthing yang kami ikuti sebelumnya, kami cukup sukses melewati kontraksi yang tanpa jeda ini. Setiap kontraksi (yang kami sebut Gelombang Cinta), aku selalu bernafas panjang dan perlahan (sesuai yang diajarkan di kelas-kelas senam hamil). Bernafas panjang dan perlahan ini bertujuan untuk mengurangi sakit karena kontraksi. Selain itu aku selalu berusaha tersenyum saat kontraksi itu datang. Apalagi suami senantiasa menyemangati dan membuatku tertawa. Jadi sakit yang aku rasa, tertutupi dengan kebahagiaan karena suami yang setia mendampingi dan perasaan menanti kedatangan buah hati kami J

Hal yang sangat aku syukuri saat itu adalah keberadaan suami TERHEBAT sepanjang masa sejagat-raya. Hehehe..lebay :p  Kalau bukan karena suamiku, mungkin aku tidak akan tenang saat menghadapi persalinan, apalagi karena induksi. Karena kalau melihat orang lain yang berada di kamar bersalin yang sama, mereka menjerit-jerit kesakitan, mengeluh saat kontraksi datang. Berbeda dengan kami, kami bersyukur dan menikmati saat kontraksi datang (mengingat hal yang bisa menambah bukaan adalah kontraksi). Samapi 8 jam ini, alhmdulillah aku masih sangat tenang, tidak mengeluh, tidak menangis, dan kuat (mengingat suamiku senantiaasa membelikan makanan yang aku mau,hehe)

Saking hebatnya suamiku, papiyeyeb senantiasa mendampingi dan SIAGA. Menemani setiap aktivitasku di kamar mandi (mandi,BAK,BAB) hehe.. Karna khawatir terjadi apa2 dengan istri tercintanya ;;)

Lagi-lagi dilakukan cek bukaan sama dokter anna. Bukaan nambah menjadi 3. Dan beliau optimis kalau bisa lahiran pervagina. Btw, sempat trauma sama yang namanya cek bukaan. Sakiiit… Muleees… Sampe2 aq bilang sama suamiku :” Paaap, mamam gak mau cek bukaan lagi. Takuuut… Sama papap aja deh cek bukaannya. Sama suster sakiiit “ :p hehe

1 labu obat induksi telah habis (8 jam kontraksi), tetapi setelah dicek bukaan masih 4. Maka ditambah lagi 1 labu obat. Dan 8 jam berikutnya yang penuh dramatis dimulai. Kontraksi makin menjadi. Sebenernya dalam hati ingin teriak,ingin jerit-jerit, ingin nangis sekencang-kencangnya!! Tapi aku ingat, dengan melakukan hal2 tersebut, energiku akan habis percuma. Dan yang paling selalu kami ingat adalah : Bayi di rahimku butuh oksigen yang cukup, olehkarena itu aku harus senantiasa bernafas selama kontraksi yang tanpa jeda itu datang!

16 jam mengalami kontraksi terus-terusan, dan obat di labu infus sudah habis. Itu artinya batas pemberian maksimal obat sudah diberikan! Tetapi setelah di cek, bukaan baru 5! Masih ada 5 bukaan lagii untuk bisa mengeluarkan bayi melewati jalan lahir normal.

Dengan kata lain, aku mengalami Gagal Induksi!! Dokter anna memberikan 2 pilihan. Pertama, diinduksi tambahan dengan obat tidak melebihi setengah labu agar bisa melahirkan bayi pervaginam (jika beruntung), atau sesar!!

Pilihan yang sulit waktu itu, karena aku masih menginginkan lahiran yang normal. Sempat merasa kalo pemberdayaan diri yang aku siapkan selama 8 bulan ini sia-sia jika aku melahirkan dengan sesar. Namun suami menyadarkan aku jika yang terpenting adalah kami bisa melahirkan anak kami dengan selamat bagaimanapun cara nya. Akhirnya kami memutuskan untuk sesar, karena kami tidak tega melihat anak kami diperut diberi “tekanan” karena induksi. Dan keluarga2ku juga lebih mendukung jika kami memilih sesar.

Tim dokter dan suster mempersiapkan segala hal untuk bedah sesar. Sebelum dimulai operasi sesar, aku diberi antibiotik secara injeksi. Dan seketika itu aku mengalami sesak nafas!! Dan hal ini lah yang membuat aku GALAUUU! Dari 16 jam yang lalu, aku melewati masa2 kontraksi induksi dengan tersenyum dan tertawa-tawa bersama suamiku, tapi hanya karna diinjeksi antibiotik aku menangis!! Aku PANIK. Aku menangis khawatir karena seketika aku mengalami sesak dan kesulitan bernafas. Yang kupikirkan hanyalah anak kami yang masih ada di rahim. Bagaimana anaku bisa mendapatkan asupan oksigen jika aku mengalami kesulitan bernafas! Itulah hal yang membuatku panik. Akhirnya suami berinisiatif meminta alat bantu nafas ke suster. Selama hampir sejam (menunggu dimulainya operasi) sesak aku rasakan ditambah mulas2 efek induksi yang masih terasa. Ayo dokteeeer,,,cepat dong bedah perut aneeeee…. #jeritan hati dikala itu,hehehe

Tak lupa aku meminta doa dari orang tua dan suami yang menemaniku kala itu. Setelah berpelukan dengan orang tua, ciuman dan pelukan penuh cinta dan motivasi dari suamiku, aku memasuki ruangan oprasi. Di dalam dokter anastesi mulai menyuntikan anastesi, dan seketika aku mengalami mati rasa dari bagian perut ke ujung kaki ku. Entah kenapa perut rasanya nyamaaaaaaan banget! Hehe… kontraksi selama hampir 17 jam tadi tak kurasakan lagi. Dokter Anna memulai pembedahan. Tidak ada rasa takut kurasakan, mungkin karena dokter2 yang menanganiku saat itu memberikan suasana santai dan nyaman. Kira2 15 menit kemudian, terdengar suara jeritan tangis memenuhi seluruh ruangan. Eaaaa…..Eeaaaa…. Alhamdulillah anakku lahir… :”) Seketika perasaan bahagia membuncah memenuhi hatiku. Dr anna bilang sambil tersenyum padaku “Li, cowo li!”

Setelah dibersihkan sebentar, dokter Erman membawa anakku kesampingku. Dokter mendekatkan wajah anakku ke wajahku. Kuucapkan syukur, asma Allah ke telinga anakku dan kuhujani ciuman di wajah mungil bayi yang baru kulahirkan itu. kemudian IMD sebentar (hanya menempelkan mulut anaku ke puting). Lalu anakku dibawa keluar untuk dipertemukan dengan papa nya yang menunggu harap-harap cemas di luar.



Bahagia yang kurasakan selama menunggu dokter Anna membereskan proses sesar. Dan perasaan tak sabar ingin bertemu lagi dengan buah hati tercinta. 15 jam kemudian aku dibawa ke ruang observasi, dan baru sejam setelah diobservasi aku bertemu dengan anakku lagi, lagu kami melakukan IMD-ria selama setengah jam ditemani suami dan mamah babeh. Nikmaaaaaaaat banget rasanya!. Terlebih waktu itu kakak dan abang juga datang, senaaaaang rasanya J

Inilah buah hati kami. Kamii berinama Shaddad Arrashdan Yuanda, yang terlahir dengan sehat dan selamat pada hari Jumat, 6 September 2013 pukul 21.25 dengan berat badan 2920 gram dan panjang 48 cm.  
Assalamu'alaikum Shaddad sayang,,kelak engkau jadi anak yang shaleh yah... :)